Demo di Nepal
DEMO DI NEPAL
Baru-baru ini, 12 Sepetember 2025 Nepal menghadapi gelombang protes besar-besaran, yang disebut sebagai "Protes Generasi Z" karena sebagian besar dipimpin oleh kaum muda. Demonstrasi ini dipicu oleh larangan mendadak pemerintah terhadap sejumlah besar platform media sosial, termasuk Facebook, X, Instagram, dan WhatsApp. Meskipun larangan tersebut dicabut dengan cepat, protes terus berlanjut karena alasan yang lebih mendalam, yaitu kemarahan publik terhadap korupsi dan nepotisme.
Penyebab Utama Protes
Pemicu utama protes ini adalah larangan media sosial, tetapi kemarahan yang mendasarinya telah lama terpendam. Larangan Media Sosial: Pemerintah Nepal memberlakukan larangan ini karena platform-platform tersebut tidak mendaftar dan tunduk pada aturan lokal. Namun, masyarakat melihatnya sebagai upaya pemerintah untuk membungkam kebebasan berpendapat dan mengendalikan narasi publik.
Korupsi dan Nepotisme: Protes ini diperkuat oleh kampanye daring yang viral, yang dikenal sebagai "Nepo Kids". Kampanye ini menyoroti gaya hidup mewah dan pameran kekayaan anak-anak politisi, yang secara tajam berbanding terbalik dengan kesulitan ekonomi yang dialami sebagian besar pemuda Nepal. Tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi semakin menambah frustrasi.
Eskalasi dan Dampak
Demonstrasi dimulai dengan damai, tetapi dengan cepat berubah menjadi kekerasan ketika polisi menggunakan kekuatan mematikan, termasuk peluru tajam, untuk membubarkan massa.
Korban Jiwa: Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka, menjadikannya kerusuhan terburuk di Nepal dalam beberapa dekade.
Kehancuran dan Pengunduran Diri: Para pengunjuk rasa membakar gedung-gedung pemerintah, termasuk Parlemen dan kediaman resmi perdana menteri. Akibat tekanan yang meluas, Perdana Menteri K.P. Sharma Oli mengundurkan diri, dan pemerintah sementara dibentuk.
Pergantian Kepemimpinan: Setelah pengunduran diri Oli, Nepal menunjuk perdana menteri wanita pertamanya, Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung, untuk memimpin pemerintahan sementara hingga pemilihan umum berikutnya.
Demonstrasi ini menunjukkan kekuatan kaum muda dan media sosial dalam memobilisasi perubahan politik dan menyoroti ketidakpuasan mendalam terhadap korupsi dan ketidaksetaraan di Nepal.
Demikianlah sekilas ulasan terkait dengan demo di Nepal.
Komentar
Posting Komentar