Euglena viridis: Mahluk Hidup Peralihan
Euglena viridis: Mahluk Hidup Peralihan
Euglena viridis adalah salah satu mikroorganisme yang paling menarik karena menggabungkan karakteristik dari tumbuhan dan hewan. Organisme bersel tunggal ini termasuk dalam filum Euglenozoa dan dapat ditemukan di berbagai habitat air tawar di seluruh dunia, terutama di kolam atau parit yang kaya akan bahan organik.
Berikut adalah penjelasan mengenai Euglena viridis
1. Klasifikasi dan Identitas Unik
Berikut adalah taksonominya.
Domain : EukaryotaSub Domain : DiscobaPhylum : EuglenozoaClass : EuglenidaSubclass : EuglenophyceaeOrder : EuglenalesFamily : EuglenaceaeGenus : EuglenaSpecies : E. viridisSinonim name by O.F.Muller (Ehrenberg)
2. Morfologi (Struktur Tubuh)
Bentuk Tubuh: Berbentuk lonjong atau oval memanjang dengan ujung depan yang tumpul dan ujung belakang yang meruncing.
Pelikel: Tidak memiliki dinding sel yang kaku seperti tumbuhan, melainkan dilindungi oleh lapisan protein yang fleksibel bernama pelikel. Pelikel ini memungkinkan Euglena untuk mengubah bentuk tubuhnya, sebuah gerakan yang disebut metaboli.
Flagel: Ia memiliki dua flagela (bulu cambuk) di ujung anterior (depan) yang berfungsi sebagai alat gerak. Meskipun memiliki dua, salah satunya sangat pendek sehingga hanya satu yang terlihat jelas.
Stigma (Bintik Mata): Di dekat pangkal flagel terdapat organel berwarna merah yang disebut stigma atau bintik mata. Stigma ini berfungsi sebagai fotoreseptor, yang sangat peka terhadap cahaya. Stigma membantu Euglena bergerak menuju sumber cahaya agar dapat melakukan fotosintesis.
3. Cara Mendapatkan Makanan (Mixotrof)
Inilah salah satu fakta paling unik tentang Euglena viridis. Ia adalah organisme mixotrof, yang berarti dapat mendapatkan nutrisi dengan dua cara berbeda:
Secara Autotrof: Ketika ada sinar matahari yang cukup, Euglena dapat melakukan fotosintesis menggunakan klorofil yang terkandung dalam kloroplasnya. Ia mengubah karbon dioksida dan air menjadi energi (makanan).
Secara Heterotrof: Ketika berada di lingkungan yang gelap atau tidak ada cahaya, Euglena akan berhenti berfotosintesis. Ia beralih dengan mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya melalui mekanisme absorpsi pada membran selnya, sama seperti cara hewan mendapatkan nutrisi dari lingkungan.
4. Reproduksi
Euglena viridis bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner secara membujur. Proses ini dimulai dengan pembelahan nukleus, diikuti dengan pembagian sitoplasma dan organel lainnya, hingga akhirnya terbentuk dua sel Euglena baru yang identik.
Dengan kemampuannya untuk berfotosintesis dan beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan cahaya, Euglena viridis menjadi contoh sempurna dari adaptabilitas dan kompleksitas organisme bersel tunggal.
Komentar
Posting Komentar